Proposal | Analisa Segmentasi,Targeting, Positioning Dalam Penentuan Posisi Pasar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Semakin
banyaknya usaha yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar
berdampak pada persaingan ketat antar perusahaan, baik yang sejenis maupun
tidak sejenis. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan tersebut adalah
dengan meningkatkan kualitas produk. Untuk meningkatkan kualitas produk agar
sesuai dengan persepsi konsumen, produsen harus senantiasa melakukan perbaikan
dan inovasi terhadap produk mereka secara berkelanjutan. Perancangan produk dan
strategi pemasaran yang baik menjadi suatu hal yang krusial. Tiap perusahaan
harus terus-menerus mengembangkan produk atau merancang produknya guna
mempertahankan dan meningkatkan penjualannya. Hal ini terjadi karena produk
mereka yang telah ada selama ini rentan terhadap perubahan kebutuhan dan selera
konsumen, teknologi baru, serta peningkatan persaingan. Setelah menghasilkan
produk yang baik, maka tugas utama yang siap menunggu adalah strategi pemasaran
yang tepat untuk memasarkan produk tersebut. Dalam proses penerimaan suatu
produk, konsumen akan terfokus pada proses mental yang dilalui, mulai dari
mendengar informasi sampai memakainya. Dengan informasi yang dikomunikasikan
dengan baik, akan mendorong konsumen untuk mencari informasi mengenai produk
yang kurang diketahuinya. Selanjutnya konsumen akan mempertimbangkan untuk
mencoba produk tersebut dan memberikan penilaian atas produk. Produk yang baik
tanpa dilanjutkan dengan pemasaran yang baik maka produk tersebut akan menjadi
sampah di pasar. Hasilnya konsumen akan memutuskan menggunakan produk
seterusnya atau tidak sama sekali. Disini peranan bagian pemasaran sangat
menentukan dalam meyakinkan konsumen akan kualitas produk yang telah
dihasilkan, sehingga konsumen dapat menerima produk tersebut. Di tengah
persaingan produk yang sangat ketat, yang sama sama menjanjikan produk yang
terbaik maka kunci sukses ada pada strategi pemasaran. Untuk memasarkan suatu
produk seorang marketer harus tahu betul siapa yang menjadi konsumennya.
Dengan memahami siapa konsumennya, maka marketer dapat menentukan
bagaimana menjangkaunya, produk apa yang dibutuhkan, berapa harga yang layak
dibebankan dan bagaimana mempertahankan pasar. Oleh karena itu, bila suatu
perusahaan ingin tetap eksis dalam pasar dan mampu memenangkan persaingan harus
selalu mengupayakan strategi yang dapat memahami konsumennya, sehingga konsumen
merasa puas dan tetap loyal pada suatu produk tertentu. Setiap perusahaan
menyadari bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan semua pembeli di
pasar atau setidaknya tidak bagi semua pembeli dengan cara yang sama. Jumlah
pembeli yang terlalu banyak, terlalu luas, dan memiliki kebutuhan dan praktek
pembelian yang terlalu beragam. Perusahaan harus mengidentifikasi bagian pasar
yang dapat dilayaninya dengan baik dan paling menguntungkan. Perusahaan harus
merancang strategi pemasaran yang nantinya akan digerakkan pelanggan dan
membangun hubungan yang benar dengan pelanggan yang tepat.
Berdasarkan
pertimbangan dan uraian diatas maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang “ Analisa Segmentasi,Targeting, Positioning Dalam Penentuan Posisi Pasar “
1.2
Permasalahan
Dalam
menyikapi perubahan dan perkembangan pasar serta kebutuhan dan keinginan
konsumennya, Suatu perusahaan yang memproduksi barang, juga dituntut lebih jeli
untuk mengenali konsumen dan calon konsumennya. Suatu produk, merek atau
perusahaan akan unggul dalam persaingan jika mampu mengenali segmen pasarnya,
target pasarnya, dan posisi produknya terhadap konsumen. Tetapi kebanyakan
perusahaan tidak mengetahui apa keinginan dan kebutuhan konsumennya. Sehingga
barang yang di produksi tidak laku terjual di pasar.
1.3
Tujuan
1. Untuk
menambah informasi tentang masalah ekonomi di pasar.
2. Memperdalam
pengetahuan tentang segmentasi, target, dan posisi suatu produk di pasar.
3. Untuk
mengetahui bagaimana sebenarnya suatu perusahaan melakukan segmentasi, target
dn posisi dalam mengembangkan suatu produk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Segmentasi
2.1.1 Pengertian
Pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses
membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke
dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat
homogen dalam segala aspek. Pembagian segmen pasar:
- Segmentasi pasar konsumen : Yaitu membentuk
segmen pasar dengan menggunakan ciri-ciri konsumen (consumer
characteristic), kemudian perusahaan akan menelaah apakah segmen-segmen
konsumen ini menunjukkan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda.
- Segmentasi pasar bisnis : Yaitu membentuk segmen pasar dengan memperhatikan
tanggapan konsumen (consumer responses) terhadap manfaat yang dicari,
waktu penggunaan, daan merek.
- Segmentasi pasar yang efektif (Fandy Ciptono,
2001):
ü Dapat diukur (measurable), ukuran, daya beli, profil segmen;
ü Besar segmen (subtantial): cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani;
ü Dapat dijangkau (accessible): dapat dijangkau dan dilayani secara efektif;
ü Dapat dibedakan (differentiable): secara konseptual dapat dipisahkan dan
memberi tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran;
ü Dapat diambil tindakan (actionable): program yang efektif dapat dirumuskan
untuk menarik dan melayani segmen tersebut.
2.1.2 Manfaat Segmentasi
Menurut Weinstein, 1994 dalam Ariwibowo, 2003,
secara umum segmentasi bermanfaat untuk meningkatkan posisi kompetisi
perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Lebih
lanjut Weinstein (1994) mengemukan secara terperinci tentang 4 manfaat
segmentasi, yaitu:
1.
Merancang produk responsif untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Melalui penelitian preferensi konsumen, perusahaan
berjalan ke arah penyelesaian konsep marketing yaitu kepuasan konsumen yang
akan membawa keuntungan. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai yang utama,
kemudian mendisain dan menyeleksi produk untuk kepuasan konsumen.
2.
Menentukan strategi yang
efektif dan biaya yang efisienpromosional. Segmentasi sebagai alat
perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisa yang berharga untuk
mengembangkan communication mix, sehingga dapat dipilih alat promosi yang
sesuai untuk menargetkan pada media yang tepat.
3.
Mengevaluasi persaingan
pasar dalam partikular posisi pasar perusahaan. Riset segmentasi
menyediakan mekanisme kompetitif intelijen untuk mengakses dan membandingkan perusahaan
agar sesuai dengan standar.
4.
Memberikan wawasan
tentang strategi pemasaran saat ini. Segmentasi sangat penting untuk
melakukan evaluasi secara periodik terhadap marketing strategi perusahaan saat
ini dengan cara memanfaatkan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi
terhadap ancaman.
2.2. Target Market
2.2.1 Evaluasi Segmentasi Pasar
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang
segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk
memutuskan segmen mana yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen
pasar yang berbeda perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar
secara keseluruhan serta tujuan dan sumber daya perusahaan (Kotler, 2003).
Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik
yang secara umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala
ekonomi, resiko yang rendah dan lain-lain. Perusahan juga perlu
mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan
mempertimbangkan tujuan dan sumber daya perusahaan.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003)
menyatakan ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat
mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target. Pertama,
perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan
akan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan dapat saja memilih segmen
yang kecil pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan
dimasa datang. Sehubungan dengan hal ini perusahaan harus menelaah kompetisi
yang ada di sektor tersebut dan potensinya untuk tumbuh karena akan berkaitan
juga dengan ukuran dan pertumbuhan target segmen perusahaan.
Kedua adalah bahwa strategi targeting itu harus
didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan
kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan
dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga
memberikan value bagi konsumen. Untuk menghasilkan value yang unggul tidak
cukup hanya memiliki sumber daya yang memadai tetapi harus didukung dengan
kapabilitas, kompetensi inti, dan keunggulan kompetitif untuk melaksanakan
diferensiasi yang ditujukan untuk memenangkan kompetisi tersebut. Perusahaan
juga harus menganalisis dari dekat apakah segmen pasar yang dipilih telah
sejalan dan mendukung tujuan jangka panjang perusahaan.
Ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik
harus didasarkan pada situasi persaingannya. Perusahaan harus mempertimbangkan
situasi persaingan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya
tarik targeting perusahaan. Beberapa faktor yang dipertimbangkan disini antara
lain intensitas persaingan segmen, potensi masuknya pemain baru, hambatan masuk
industri, keberadaan produk-produk pengganti, kehadiran produk-produk
komplementer serta pertumbuhan kekuatan tawar menawar pembeli maupun pemasok.
Dengan menggunakan beberapa kriteria diatas
perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang
tepat.
2.2.2 Menentukan Target Market
Menurut Kotler, 2003, dalam menetapkan target
market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola Product specialization.
1.
Single
Segment Concentration.
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu
segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen,
dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh
keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang
cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih
lebih dari satu segmen.
2.
Selective Specialization.
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa
segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk
sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih
dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu
segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari
segmen yang lain.
3.
Product
Specialization.
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk
khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat
di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi
kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan
perubahan teknologi.
4. Market Specialization.
Market Specialization maksudnya adalah
perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu.
Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk
baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan
kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau
kebutuhannya.
5. Full Market
Coverage.
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua
kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa
melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan
diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi,
namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini
tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy
profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak
terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah Product modification
cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion
cost.
Selain itu menurut Kotler, 2003 ada pertimbangan
tambahan yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih
segmen yaitu:
·
Pilihan etika atas pasar sasaran. Dalam
menetapkan target market perusahaan hendaknya tidak menimbulkan pertentangan,
seperti mngambil keuntungan dari kelompok yang rapuh seperti anak-anak atau
mempromosikan produk yang berbahaya. Karena dalam pasar sasaran masalahnya
bukanlah siapa yang dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa. Pasar
yang memiliki tanggungjawab sosial mengharuskan segmentasi dan target pasar
yang melayani tidak hanya untuk kepentingan industri saja tetapi juga
kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.
·
Interelasi dan segmen super. Segmen super adalah
sekumpulan segmen yang memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi, sehingga
perusahaan akan bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen di dalam
segmen super karena perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif terhadap
industri-industri yang telah berada dalam segmen super.
·
Rencana serangan segmen per segmen. Pesaing
tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh perusahaan. Jika diketahui maka
perusahaan harus mencari jalan keluar untuk menerobos yakni dengan cara
menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega marketing artinya koordinasi
strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik dan hubungan masyarakat untuk memasuki
atau beroperasi dalam pasar tertentu.
·
Kerjasama antar segmen. Cara terbaik untuk
mengelola segmen adalah kerjasama antara SDM di dalam perusahaan untuk
membangun bisnis segmen perusahaan.
2.3. Positioning
Positioning adalah tindakan perusahaan untuk
merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu
diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan
menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para
pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi
posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi
pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri
dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian
mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.
Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the
act of designing the company’s offer so that it occupies a distinct and value
placed in the target customer mind”. Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar,
langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai.
Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari
produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen
didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu
segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan,
dibandingkan dengan pesaingnya
Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar
merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar
dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning. Oleh karena itu, strategi positioning
merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di
suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas
terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi
konsumen. Jadi positioning adalah usaha untuk menemukan
suatu celah di benak konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus
terhadap produk atau merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.
2.3.1 Peran Positioning Dalam Strategi Pemasaran
Menurut Craven (1991:270) bahwa positioning memegang peran yang sangat
besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis
pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan(total situation analysis). Alasannya dunia sekarang ini dilanda over
komunikasi, terjadi ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para
prospek menjadi ajang pertempuran.
Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat yang over
komunikasi, perusahaan apa pun sebaiknya mampu menciptakan suatu posisi yang
mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri, tetapi
juga kekuatan dan kelemahan pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah
sebabnya, ancangan dasar ‘positioning’tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda dengan yang lain,
tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di dalam pikiran dan mengkaitkan
hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena pikiran manusia juga memiliki
tempat bagi setiap keping informasi yang telah dipilih untuk disimpan.
Sementara itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai benteng
terakhir pertahanan melawan riuhnya komunlkasi, sebagai tempat menyaring,
menerima atau menolak informasi yang ditawarkannya. Apabila ternyata pikiran
konsumen telah terbentuk, biasanya produsen lain mengalami kesulitan untuk
merubahnya, apalagi pesaingnya tidak tinggal diam melakukan reposisi.
Konkritnya, satu hal pokok yang perlu dilakukan dalam usaha ‘memaku
mati’pesan di dalam pikiran seseorang adalah sama sekali bukan yang berhubungan
dengan pesannya, tapi justru pikiran itu sendiri. Pikiran yang bersih adalah
pikiran yang belum dipoles oleh merk lain. Sehingga peranan positioning
merupakan sistem yang terorganisir dalam upaya menemukan suatu hal yang tepat,
pada waktu yang tepat di dalam pikiran seseorang.
Dalam menetapkan penentuan positioning
perusahaan dapat memperhatikan faktor-faktor di bawah ini sebagai basis atau
landasan penentuan positioning:
·
Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan
perusahaan
·
Capaian yang telah dihasilkan perusahaan
·
Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan
·
Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk
perusahaan
·
Bisnis baru yang dimasuki
·
Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau
merk baru di pasar
Dalam mengkomunikasikan positionig sebuah produk
perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:
·
Be creative
Be craetif maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk mencuri
perhatian konsumen atau target market.
· Simplicity
Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana
dan sejelas mungkin
·
Consistent yet flexible
Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten dan
melihat kondisi.
·
Own, dominate, protect
Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi perusahaan harus
memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak pelanggan
·
User their language
User their language maksudnya adalah dalam mengkomunikasikan positioning perusahaan
harus menggunakan bahasa pelanggan.
2.3.2 Product Positioning
Dalam proses positioning selalu dimulai
product positioning. Pendapat ini dikemukakan oleh Regis Mc Kenna (1985: 37),
yang juga mengemukakan definisi product positioning sebagai berikut: “The positioning
process should begin with the product themselves. To gain a strong product
positioning, a company must differentiate its product from all other products
on the market. The goal is to give theproduct a unique position in the market
place.”
Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa
proses positioning harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai
product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasi
dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau
sasaran konsumennya.
Rumusan positioning yang dikemukakan
Kenna(1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu akan melakukan product
positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, disebut sebagai
The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:
- Perusahaan perlu
mengkutitrend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi, persaingan,
sosial, dan ekonomi.
- Perusahaan harus
memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.
- Perusahaan harus
mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen
masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar
dalam kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better
to big fish in a little pond,).
- Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe
produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan
perubahan maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya.
2.3.4 Product Positioning Strategy
Product positioning sangat berhubungan dengan
segmentasi pasar karena penempatan produk tersebut ditujukan melayani target
market tertentu. Oleh karena itu, pengertian strategi product positioning
sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu citra produk di
benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan
produk pesaing. Fokus utamanya adalah bagaimana caranya sehingga konsumen
mempunyai persepsi yang sama dengan yang diharapkan produsen tentang produk
yang ditawarkan. Kembali Kotler (1997:265) menjelaskan beberapa cara product positioning yang dapat dilakukan
pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen
yang dituju, antara lain :
- Penentuan posisi
menurut atribut
Ini terjadi
bila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih
unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya, dan
seterusnya. Misalnya Disneyland dapat mengiklankan disney sebagai taman hiburan
terbesar di dunia.
- Penentuan posisi
menurut manfaat
Dalam
pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat
tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan
untuk orang-orang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di
jamankeemasan koboi Old West.
- Penentuan posisi menurut penggunaan atau
penerapan. Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang
digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal:
Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin
memperoleh hiburan singkat.
- Penentuan posisi
menurut pemakai. Ini berarti
memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai.
Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas,
baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Misalnya Magic Mountain
dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk ‘pencari tantangan’.
- Penentuan posisi
menurut pesaing. Disini produk
secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan
lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan
memilk lebih banyak macam binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer
Park.
- Penentuan posisi
menurut kategori produk. Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam
suatu kategori produk. Misalnya: Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman
rekreasi’ tapi sebagai ‘lembaga pendidikan’.
- Penentuan posisi harga
atau kualitas. Disini produk
diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya Busch Gardens dapat memposisikan din sebagai nilai
terbaik untuk harga (dibandingkan penentuan posisi seperti kualitas
tinggi/harga tinggi atau harga termurah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Pengumpulan Data
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Wawancara adalah teknik
pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung kepada manajemen
perusahaan yang menyangkut data penelitian. Dalam hal ini pemilik perusahaan
yaitu Bpk Gede Muriasa.
2.
Angket adalah teknik pengumpulan
data dengan menyebar kuisioner kepada konsumen Kacang Manis Mentari yang secara
kebetulan ditemui di lokasi penelitian, pengecer, toko-toko maupun swalayan
yang menjual Kacang Manis Mentari di wilayah Kota Denpasar. Dalam hal ini Minimarket
Alfamart dan Krisna Pasar Oleh-oleh.
3.
Studi kepustakaan adalah teknik
pengumpulan informasi dari buku-buku yang berkaitan dengan data penelitian.
3.2
Pengukuran,
Identifikasi dan Variabel Penelitian
Dari sejumlah variabel yang telah diidentifikasi dapat
menjadi dasar penilaian terhadap strategi segmenting, targeting dan positioning,
dibuatkan angket sebagai instrument penelitian, di mana setiap item variabel
pada angket akan diukur secara ordinal (tingkatan) menggunakan Skala Likert dengan
lima tingkatan, yaitu:
1.
Sangat
setuju/sangat baik/sangat suka/sangat sering : diberi skor 5.
2.
Setuju/baik/suka/sering
: diberi skor 4
3.
Ragu-ragu/cukup
baik/cukup suka/cukup sering : diberi skor 3
4.
Tidak
setuju/tidak baik/tidak suka/tidak sering : diberi skor 2
5.
Sangat
tidak setuju/sangat tidak baik/sangat tidak suka/sangat tidak sering : diberi
skor 1
3.1.1 Identifikasi variabel
Penelitian
ini menggunakan cluster analysis yang digunakan untuk mengelompokan
karakteristik responden berdasarkan pendekatan demografi (jenis kelamin, usia,
pendidikan, penghasilan dan profesi), perilaku konsumen (manfaat, status dan
tingkat pemakaian, kesiapan pembeli, sikap terhadap produk, kejadian dan
manfaat yang diinginkan konsumen), dan psikografi (aktivitas, minat dan opini).
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar
keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa
segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala
aspek. Segmentasi pasar di bagi lagi menjadi pasar konsumen, bisnis dan pasar
yang efektif. Setelah memahami pengertian dari segmentasi maka akan dilakukan Evaluasi terhadap segmen pasar adalah adanya pertumbuhan segmen, daya tarik
struktur segmen secara keseluruhan dan SDM, serta tujuan dan sumber daya perusahaan
apakah perusahaan berinvestasi dalam segmen tersebut atau tidak.
Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan,
maka langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market
yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja
serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik
pasar sasaran yang hendak kita tuju.
Selain targeting, maka langkah berikutnya adalah
melakukan positioning produk. Langkah ini artinya adalah menciptpakan
keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan
dibidik. Positioning yang pas ini menjadi sangat penting, sebab dengan begitu
mereka bisa meraih simpati dalam benak pelanggan. Dan selanjutnya hal ini bisa
mendorong mereka untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan.
4.2
Saran
Suatu perusahaan yang akan berkembang disarankan untuk memperhatikan
segmentasi pasar yang akan digunakan dalam perusahaan tersebut. Agar tujuan
yang diinginkan perusahaan tersebut tercapai dengan baik. Pemilihan
pasar sasaran (target market) ini berdasarkan beberapa pertimbangan,
antara lain: ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktur segmen serta
tujuan dan sumberdaya perusahaan
0 comments:
Posting Komentar