Sabtu, 09 April 2011

Jeritan Hati Kami Para Rakyatmu Yang Tak Lagi Bernafas



Pembangunan gedung baru DPR akan tetap dilaksanakan dan sudah menjadi keputusan bulat para anggotanya, memang beberapa fraksi menolak namun tidak mendapat respon dari ketua DPR/MPR Marzuki Alie.
Bahkan seorang anggota DPR dari Fraksi Golkar memberi respon yang mengejutkan bagi saya sebagai salah satu rakyat Indonesia yang mereka wakili. inti dari ucapannya yang saya tangkap adalah "jangan bandingkan pembangunan gedung baru ini dengan rakyat yang masih hidup dibawah garis kemiskinan, masa rakyat yang miskin kita juga
harus tinggal di gubuk?" ini sama sekali tidak mencerminkan bahwa mereka mewakili HATI NURANI RAKTAT. apakah tidak cukup setelah kita para rakyat yang hidup saja sudah susah tapi kita masih membelikan mereka mobil mewah, rumah mewah, peralatan mewah, memberi mereka makanan yang sama sekali belum tentu bisa kita makan seumur hidup kita, bahkan kita mengangkat taraf kehidupan mereka bersama sanak saudaranya. Apa mereka belum puas dengan semua itu? lalu kapan mereka akan memikirkan kita para rakyat yang untuk bernafas saja sudah setangah mati? Bahkan pada sempat-sempatnya mereka menonton Video porno pada saat sidang yang seharusnya dia memmikirkan hidup kita para rakyat jelata ini. Mereka bukan lagi tikus berdasi yang memakan hasil panen yang kita simpan untuk makan kita pada esok hari, tapi SETAN BERTOPENG MANUSIA YANG TIDAK PUNYA HATI DAN OTAK. Apakah menjadi ANGGOTA DEWAN YANG TERHORMAT TELAH MEMBUAT OTAK MEREKA BERKURANG MENJADI HANYA SATU SENDOK MAKAN? Apakah karena rakyat tidak bisa berbuat apa-apa mereka dapat berbuat seenaknya? Jangan sampai rakyat marah dengan tingkah mereka, kita memilih mereka untuk mewakili kita. Jika mereka tidak bisa mewakili rakyat yang memilihnya, untuk apa kita MEMBUTUHKAN MEREKA? Saya rasa kita bisa hidup tanpa harus ada mereka uhntuk mewakili kita, bahkan sekarang saja mereka sudah sama seperti tidak ada untuk kita para rakyat yang diwakilinya. Kejadian 1997/1998 meninggalkan kenangan pahit kepada para pemimpin pada saat itu dan para rakyat, apakah masih perlu terulang lagi supaya mereka sadar kekuatan rakyat ini tidaklah kecil walaupun kami tidak bersuara?
Kejaidan di daerah UNI EMIRAT ARAB merupakan contoh kekuatan rakyat, kita yang meulai gerakan REFORMASI. Jangan sampai terjadi kembali. Saya memang bukan orang yang hanya iseng untuk menulis ini semua, tapi ini merupakan CURAHAN HATI SAYA YANG SESUNGGUHNYA. Bukan sering lagi saya melihat seorang ibu bersama anaknya mengais-ngais sanpah untuk mencari makanan sisa, tapi hampir setiap hari. Tapi apa yang saya bisa lakukan? saya juga hanya rakyat biasa yang tidak dapat melakukan apa-apa untuk mereka. Tapi mereka para wakil rakyat kita itu atau lebih tepat saya sebut dengan PARA BABI YANG KERJANYA HANYA MAKAN DAN TIDUR DI KOTORANNYA SENDIRI. Biaya yahng dikeluarkan untuk pembangunan gedung baru DPR ini tidaklah sedikit, bahkan menurut saya cukup dibagikan kepada SATU JUTA RAKYAT INDONESIA DENGAN NOMINAL Rp 1.000.000 per ORANG. Padahal kita memberikan uang tersebut supaya mereka dapat menggunakannya untuk kepentingan kita para rakyat jelata ini, tapi apa yang terjadi? mereka malah berpoya-poya dengan uang yang kita kumpulkan dengan tetesan keringat dan airmata tersebut, apakah mereka pikir dengan pembangunan gedung baru tersebut kita akan memiliki hidup yang lebih baik dan makan lebih layak? sekarang dengan KURSI KAYU DAN GEDUNG TUA SAJA MEREKA BISA LUPA AKAN KITA, APA LAGI DENGAN KURSI SOFA DAN GEDUNG BARU YANG MEGAH BAK ISTANA PARA SETAN PEMAKAN MANUSIA? sekarang saja kita sudah menjadi kumpulan semut yang akan berebut hanaya karena sedikit gula, apalagi nanti, kita akan menjadi kumpulan debu yang dengan mudahnya mereka tindas dengan tetek-bengek kemelaratan hidup ini. Saya hanya ingin kita berpikir apakah kita hanya akan pasrah dengan keadaan atau mau bersuara untuk sejemput nasi pada hari esok? pikirkan apa yang akan kita makan pada esok hari jika mereka masih seperti ini, jangan hanya karena telah memberikan Rp. 100.000 pada saat kampanye dulu maka mereka dapat menghambur-hamburkan hasil jerih payah kita para rakyat jelata ini?
Kemiskinan yang beralaskan kardus  

Kenyamanan beralaskan kemiskinan rakyat 

0 comments:

  © NUMPANG share template Newspaper Style by pak ELA

Back to TOP