Pengeroyokan Terhadap Aktivis ICW Berlangsung 5 Menit
Jakarta,- Pengemudi Avanza berinisial TR mengaku melihat langsung kejadian yang menimpa aktivis ICW Tama Satya Langkun. Namun TR tidak turun dari kendaraan Avanza yang ditumpanginya. Mengapa?
"Ya tidak mungkin lah kita kan tidak mau ikut campur urusan orang," ujar TR memberi alasan saat ditemui Sabtu malam.
TR mengaku mulanya dia mengira kejadian yang menimpa Tama adalah kecelakaan atau urusan pribadi. "Teman berantem atau bagaimana saya kan tidak tahu," kata dia.
TR mengaku baru terkejut ketika salah satu pelaku mengeluarkan samurai. "Waktu satu pelaku keluarin samurai berarti ini sudah direncanakan. Kalau nggak, tidak mungkin ada samurai. Berarti ada yg tidak beres," kata dia. Saat itu barulah TR berinisiatif untuk menabrak si pelaku yang membawa samurai hingga terjatuh.
Menurut penilaian TR, pelaku pemukulan adalah orang yang cukup terlatih. TR mengindikasikan hal tersebut dari samurai yang dipegang pelaku tidak terjatuh ketika TR menabraknya dua kali. "Namanya orang jatuh tidak mungkin ini barang (samurai) tidak ikut lepas," ujarnya..
TR bercerita pelaku membawa samurai sepanjang satu meter tersebut dipaha kanan."Dia bawa begitu saja," ujar sambil menyontohkan pelaku yang membawa samurai di tangan kanan.
Samurai yang dibawa pelaku tersebut nyaris mengenai tubuh Tama. Kejadiannya cukup cepat sekitar 5-10 menit. Sayang TR mengaku tidak tahu persis ciri-ciri pelaku. Dia hanya menyebut pelaku berbadan besar. Namun tiga motor pelaku keburu kabur menyusul satu motor yang salah satu pelakunya membawa samurai. "Tiga motor berbelok di jalan rusak dekat PLN," kata dia.
TR juga mengatakan dirinya sempat membuka jendela mobil sambil memegang kunci roda dan mengacungkan senjata miliknya. Upaya itu untuk menakut-nakuti di pengeroyok. Saat pengeroyok kabur, dia sempat mengejar, terutama pelaku yang membawa samurai dan menabraknya di depan Hotel Samurai.
Sebagai saksi mata, TR sudah diperiksa oleh pihak kepolisian. Namun pemeriksaan terhadap TR tidak dilakukan di kantor kepolisian.
"Ya tidak mungkin lah kita kan tidak mau ikut campur urusan orang," ujar TR memberi alasan saat ditemui Sabtu malam.
TR mengaku mulanya dia mengira kejadian yang menimpa Tama adalah kecelakaan atau urusan pribadi. "Teman berantem atau bagaimana saya kan tidak tahu," kata dia.
TR mengaku baru terkejut ketika salah satu pelaku mengeluarkan samurai. "Waktu satu pelaku keluarin samurai berarti ini sudah direncanakan. Kalau nggak, tidak mungkin ada samurai. Berarti ada yg tidak beres," kata dia. Saat itu barulah TR berinisiatif untuk menabrak si pelaku yang membawa samurai hingga terjatuh.
Menurut penilaian TR, pelaku pemukulan adalah orang yang cukup terlatih. TR mengindikasikan hal tersebut dari samurai yang dipegang pelaku tidak terjatuh ketika TR menabraknya dua kali. "Namanya orang jatuh tidak mungkin ini barang (samurai) tidak ikut lepas," ujarnya..
TR bercerita pelaku membawa samurai sepanjang satu meter tersebut dipaha kanan."Dia bawa begitu saja," ujar sambil menyontohkan pelaku yang membawa samurai di tangan kanan.
Samurai yang dibawa pelaku tersebut nyaris mengenai tubuh Tama. Kejadiannya cukup cepat sekitar 5-10 menit. Sayang TR mengaku tidak tahu persis ciri-ciri pelaku. Dia hanya menyebut pelaku berbadan besar. Namun tiga motor pelaku keburu kabur menyusul satu motor yang salah satu pelakunya membawa samurai. "Tiga motor berbelok di jalan rusak dekat PLN," kata dia.
TR juga mengatakan dirinya sempat membuka jendela mobil sambil memegang kunci roda dan mengacungkan senjata miliknya. Upaya itu untuk menakut-nakuti di pengeroyok. Saat pengeroyok kabur, dia sempat mengejar, terutama pelaku yang membawa samurai dan menabraknya di depan Hotel Samurai.
Sebagai saksi mata, TR sudah diperiksa oleh pihak kepolisian. Namun pemeriksaan terhadap TR tidak dilakukan di kantor kepolisian.
0 comments:
Posting Komentar