Selasa, 18 Mei 2010

Di Lokasi Mutilasi Terdapat Jejak Tentara

PROBOLINGGO, — Tabir di balik mutilasi terhadap Hartono (30) yang menggegerkan warga Probolinggo, Jawa Timur, 11 Mei 2010, mulai terkuak. Awalnya, warga menemukan jenazah tanpa kepala, tangan, dan kaki di tengah hutan kopi Dusun Segaran, Desa Andungsari, Kecamatan Tiris. Polisi pun bergerak cepat mengusut kasus pembunuhan sadis ini.

Senin (17/5/2010), polisi baru mengungkap soal adanya jejak oknum tentara berinisial Serma NM (43). Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Probolinggo Ajun Komisaris Heri Mulyanto, anak buahnya menemukan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) Serma NM di dekat lokasi mutilasi.


Hutan kopi yang menjadi lokasi mutilasi itu memang milik Perhutani, tetapi hak pemanfaatan dan pengelolaannya atas nama Serma NM. Polisi menemukan juga slip setoran rekening BCA atas nama NM,  kartu telepon seluler, pistol jenis FN 4,6 milimeter, dan 11 peluru kaliber 9 mm.

Barang-barang itu dibungkus kain biru dan dimasukkan tas plastik hitam. Masih ada lagi potongan paha di dekat lokasi pembunuhan itu.

"Di dalam fotokopi KTP tertulis pekerjaannya adalah anggota TNI," kata Heri di ruang kerjanya, Senin.

Reporter Harian SURYA juga mengecek fotokopi KTP dengan nomor induk kependudukan 3574031512670005 itu. Di situ tertulis juga pekerjaan NM adalah anggota TNI.

Mengapa fakta ini baru dibuka polisi setelah enam hari sejak jenazah Hartono ditemukan? Heri berdalih masih menunggu hasil penelitian tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim di Surabaya sebelum menyampaikan kepada pers.

"Kami baru menerima salinan hasil penelitian dari labfor," ujarnya. Heri pun belum berani menduga bahwa NM adalah pelaku mutilasi Hartono. "Kami hanya berdasarkan fakta di TKP.  Soal tersangka, kami belum berani menyimpulkan," ujarnya.

Selang sehari, polisi memastikan bahwa identitas mayat yang dimutilasi jadi sembilan potong itu adalah Hartono, petani desa setempat. Kala itu, Kepala polres Probolinggo Ajun Komisaris Besar AI Afriandi menduga motif pembunuhan itu faktor cemburu.

Hartono diduga dibunuh pada hari Senin (10/5/2010) malam karena Senin sekitar pukul 15.00 warga masih melihat Hartono menjenguk ibunya, Surat, yang tinggal di lain rumah di desa yang sama.

Temuan lain polisi, sebelum dimutilasi, Hartono ditembak dadanya hingga tembus paru-paru. Lalu, ia dibacok di bagian punggung dan kepala. "Kami sudah memeriksa 12 saksi. Soal motif dan tersangka, kami  masih mendalami," kata Heri.

Sementara itu,  Pasi Intel Kodim 0820 Probolinggo Kapten (Inf) Matali ketika dihubungi sejumlah wartawan melalui telepon seluler mengatakan, pistol dan 11 butir peluru yang ditemukan di lokasi mutilasi bukan milik anggota TNI di lingkungan Kodim 0820.

Apalagi, sambungnya, pihak Polres Probolinggo–setelah menerima hasil Labfor Balistik Polda Jatim–juga memastikan pistol tersebut pistol rakitan karena tidak ada nomor seri yang tertera pada pistol itu.

Mengenai munculnya nama NM, Matali membenarkan ada anggotanya berpangkat Serma yang bertugas di salah satu Koramil di wilayah Kodim 0820 Probolinggo. "Dia sekarang diperiksa oleh Korem Malang. Kami harap teman-teman wartawan sering konfirmasi supaya berimbang," katanya.

Terkait ditemukannya fotokopi KTP NM dan slip setoran bank, Matali menjelaskan, selama ini Serma NM sering dimintai bantuan warga setempat untuk menyetorkan uang ke bank. "Dia memang kerap membantu warga sekitar," katanya.

0 comments:

  © NUMPANG share template Newspaper Style by pak ELA

Back to TOP